Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, Amerika Serikat (AS) mengklaim pengangguran mencapai 3.283.000 orang untuk pekan yang berakhir 21 Maret 2020. Jumlah tersebut naik lebih dari 3 juta orang atau melewati rekor kenaikan sebelumnya di 695.000 pada Oktober 1982. "Ini indikator angka PHK yang terjadi akibat langkah langkah ketat untuk menahan penyebaran penyebaran virus corona baru. Hal ini membuat aktivitas ekonomi berhenti dan mendorong gelombang PHK (pemutusan hubungan kerja)" ujarnya di Jakarta, Minggu (29/3/2020).
Kendati demikian, Hans menjelaskan, investor tidak merespon data ini dengan negatif karena meyakini pemerintah Amerika dan Federal Reserve akan mengambil langkah langkah baru untuk merangsang ekonomi. "Tetapi data ini menurut kami memberikan indikasi kerusakan ekonomi akibat virus Covid 19. Ancaman resesi beberapa negara di dunia akan terjadi akibat virus Covid 19," katanya. Sementara itu, melonjaknya data penangguran di Amerika telah menekan indeks dolar AS, biarpun tidak di respon negatif di pasar saham.
"Chairman The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral tidak akan kehabisan amunisi untuk menjaga stabilitas ekonomi. Sebelumnya awal pekan Federal Reserve membuat kejutan mengatakan mereka akan meluncurkan pelonggaran kuantitatif (quantitative easing) tanpa batas," ujar Hans.