Wakil Wali Kota (Wawali) Samarinda Muhammad Barkati memutuskan menunda resepsi pernikahan putrinya yang rencananya akan digelar Minggu (22/3/2020). Keputusan itu diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Adapun semua konsumsi yang sudah dipesan untuk 50.000 undangan akan dibagikan ke pesantren, panti jompo, dan seluruh yatim piatu.

Kepada para undangan, Barkati meminta maaf atas keputusan tersebut. "Total ada 50.000 undangan yang tersebar, itu di luar keluarga besar. Jadi mohon maaf yang sebesar besarnya. Ini untuk masyarakat Samarinda. Insya Allah ini akan ada hikmahnya," ujarBarkati saat memberi keterangan pers, Sabtu (21/3/2020).

Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang mengapresiasi keputusan Barkati guna kepentingan masyarakat Samarinda. "Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Pak Barkati sekeluarga untuk memutuskan menunda sementara sampai menunggu situasi membaik," ungkap Jaang. Sebelumnya diberitakan, Gubernur Kalimantan Timur mengeluarkan surat edaran nomor 440/1871/0213 II/B.Kesra tertanggal 17 Maret lalu terkait pencegahan virus corona di Kaltim.

Dalam edaran diminta semua kegiatan yang kaitannya dengan kerumunan massa ditunda guna menekan penyebaran virus corona. Tak hanya gubernur, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang juga mengeluarkan surat edaran nomor 440/0408/100.02 tentang informasi kewaspadaan dini penyakit Covid 19 di Kota Samarinda pada 17 Maret 2020. Syaharie meminta masyarakat menghindari kerumunan massa, tempat wisata, menjaga jarak dengan orang lain, hingga meminta masyarakat agar tetap di rumah.

Meski demikian, Wakil Wali Kota (Wawali) Samarinda Muhammad Barkati justru berencana menggelar resepsi pernikahan putrinya pada Minggu (22/3/2020). Segala persiapan sudah matang disiapkan, dari dekorasi gedung, kursi meja, hingga perlengkapan lainnya di Gedung Convention Hall GOR Sempaja, Jalan Wahid Hasyim, Samarinda. Virus corona membuat warga terpaksa tunda resepsi pernikahan hingga curhatan pengusaha catering yang merugi.

Mewabahnya virus corona di Indonesia, mulai berdampak signifikan terhadap acara penting termasuk pesta pernikahan. Banyak warga yang memutuskan untuk menunda pesta pernikahan dan berujung pada meruginya catering. Di tengah pandemi global corona, masyarakat diminta untuk menerapkan social distancing dengan membatasi diri dari kerumunan.

Langkah tersebut diyakini bisa memutus penyebaran virus corona di tengah masyarakat. Imbauan social distancing ini memberikan dampak bagi masyarakat. Salah satunya bagi mereka yang akan melaksanakan resepsi pernikahan.

"Iya mau enggak mau harus diundur dulu. Sudah melakukan rapat internal keluarga," kata A, Kamis (19/3/2020). Sebenarnya sangat menyayangkan hal tersebut karena pihak keluarga sudah merencanakan segala persiapan dengan matang. "Sudah pesencatering, pesan tenda, pesan bangku sama dangdut. Tapi kita undur dulu dari pada terjadi yang enggak enggak," ucap warga Jakarta Timur ini.

Begitu juga dengan FH (27). Pria yang seharusnya sudah menjadi seorang suami pada tanggal 22 Maret nanti harus membatalkan hari jadinya. "Sudah kita undur sampai hari yang belum ditentukan," kata FH. Walaupun kecewa, dia tetap melakukannya demi pencegahan penyebaran virus corona.

Bukan hanya calon pasangan suami istri yang kelimpungan karena corona. Pengusaha catering untuk acara pernikahan juga menjerit. Salah satunya Exaudio Gultom. Dia mengaku ada tiga pemesanan catering yang sudah diundur. "Tiga pesanan kita diundur. Untuk nikahan tanggal 15, 21, sama 22. Lumayan banyak ada 400 sampai 500 porsi. Para pelanggan menunda pemesanan hingga waktu yang sudah ditentukan," kata dia.

Namun Exaudio tidak memberlakukan sistem uang muka yang hangus jika pemesanan diundur. "Nanti citra kita jelek, pelanggan kabur. Jadi DP nya enggak hangus karena enggak dibatalkan," kata dia. Karena penundaan pesanan, Exaudio merugi sekitar Rp 30 juta.

Tidak hanya itu, dia pun memperkirakan usahanya akan sepi dalam beberapa bulan ke depan. "Ya habis usaha bapak mama cuma ini saja. Kita sepi enggak ada pemasukan," tutup dia. Ketua Umum Tambunan Pagaraji Sedunia, Russel Tambunan buka suara soal fenomena larangan berkumpul yang berbenturan dengan acara pesta pernikahan adat Batak.

Namun pada satu sisi, sulit untuk mengundurkan waktu pesta adat atau membatalkan acara. Undangan yang telah disebar serta persiapan yang sudah rampung menjadi alasan utama. "Masalahnya pesta Batak enggak bisa direncanakan tiga bulan. Enggak ada pesta Batak (dipersiapkan) tiga bulan, minimal enam bulan, rata rata satu tahun," jelas dia, Rabu.

Alasan itu yang membuat keluarga kedua pengantin tetap menggelar pesta adat beberapa pekan lalu. Begitu pula dengan rencana pesta adat dalam waktu dekat. Alasan lain pesta tetap berjalan karena melihat data pasien corona di banyak negara. Faktanya, kata Russel, banyak pasien yang sembuh. Alasan itu yang membuat orang orang Batak tak terlalu khawatir.

"Sekarang di luar negeri kan sudah banyak yang sembuh. Kita juga tahu kalau ada yangsuspectjuga dari 100 persen yang meninggal sekian persen, jadi semua orang tahu itu," ucap dia. Meski demikian, dia mengakui bahwa ada perhatian khusus selama acara berjalan di tengah merebaknya virus corona. DIa menekankan perlu adanya perhatian kesehatan masing masing orang. Semua orang Batak yang mengetahui situasi saat ini harus benar benar menjaga kondisi tubuh dengan baik.

"Harus punya kesadaran bersama. Kalau dia merasa badannya tidak fit, ya enggak usah ke pesta. Yang penting jaga kesehatan, stamina, dan ikuti imbauan pemerintah," ujar dia. Selain itu, penyelenggara pesta perlu melakukan pengecekan suhu tubuh dan menyediakan pembersih tangan. Russel memberi contoh pesta adat yang diikutinya pekan lalu. Tamu yang suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat celsius tidak diizinkan masuk.

"Kalau pengecekan suhu (hasilnya demam) sudah pasti kenasuspectwalaupun belum tentukan corona. Sebaiknya jangan disuruh masuk. Kayak di pesta adat yang saya gelar kemarin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *