Hasil negatif pada saat tes secara massal atau rapid test, tidak jadi jaminan bisa bebas dari virus corona (COVID 19). Demikian disampaikan Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers seperti diyatangkan di Channel Youtube BNPB Indonesia, Minggu (22/3/2020). "Hasil negatif tidak memberikan jaminan, yang bersangkutan tidak terinfeksi," ujar Yurianto.
Tetap saja, tegas dia, siapapun yang hasilnya negatif untuk melakukan social distancing (jaga jarak). "Apabila ditemukan kasus negatif maka kita akan meminta siapapun yang hasilnya negatif untuk tetap melakukan social distancing," jelas Yurianto. "Tetap lakukan jaga jarak dengan siapapun, karena hasil negatif tidak memberikan jaminan, yang bersangkutan tidak terinfeksi," imbuhya.
Karena dia menjelaskan, rapid test atau test cepat yang sedang dilakukan pemerintah sekarang ini basisnya adalah melihat respon serologi darah dari infeksi COVID 19. Tentunya saat masih berada di kisaran sebelum 6 sampai 7 hari, respon imunologi belum muncul. Karena itu hasilnya pasti negatif. "Nah yang menjadi dasar buat kita, tidak ada satupun yang memberikan garansi, kalau pemeriksaannya negatif itu dia tidak terinfeksi," ucapnya.
"Apabila dua kali dilakukan pemeriksaan dan ternyata tetap negatif, kita bisa meyakini, saat ini sedang tidak terinfeksi. Tetapi bisa besoknya terinfeksi manakala upaya social distancing tidak dijalankan," tegasnya.