Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan ini memberikan empat instruksi kepada jajarannya untuk memberikan penanganan terhadap banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Seperti hangat diberitakan, banjir melanda Jakarta dan sekitarnya sejak Rabu (1/1/2020) hingga hari ini Jumat (3/1/2020). Jokowi pun menyoroti penanganan banjir dengan prioritas keselamatan warga.
Hingga normalisasi fasilitas umum. Seperti yang telah dberitakan , dengan judul artikel DKI Jakarta Banjir Parah, Jokowi Turun Tangan Sampaikan Empat Instruksi Presiden Tangani Banjir. Instruksi Presiden Jokowi terlihat dalam postingan twitter milik JuruBicaraPresiden, Fadjroel Rachman @fadjroeL; pada Kamis (2/1/2020).
Dalam postingannya, Fadjroel mengungkapkan Jokowi sapaan Joko Widodo; menerbitkan sebanyak empat instruksi. Instruksi tersebut katanya disampaikan Jokowi untuk tangani banjir di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. "EmpatInstruksi Presiden @jokowi untuk Tangani #BanjirJakarta dan daerah lainnya ~ #Jubir #IndonesiaMaju," tulis Fadjroel.
Dalam video yang dibagikannya, empat instruksi Jokowi tersebut antara lain tentang keselamatan korban banjir. // var unruly = window.unruly || {};unruly.native = unruly.native || {};unruly.native.siteId = 1082418; // "Keselamatan warga dinomorsatukan," tulis Fadjroel.
Selain itu revitalisasi fasilitas umum, seperti bandara Halim Perdanakusuma, Tol Cikampek dan beberapa objek vital "Normalisasi fasilitas umum," tulisnya. Hal lainnya adalah akselerasi kerjasama antara pemerintah puisat dan provinsi dalam menanggulangi banjir.
Kerjasama tersebut seperti pembangunan Waduk Cimahi dan Waduk Ciawi. Instruksi terakhir yang disampaikan adalah mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati hati dalam menghadapi bencana banjir. "Semuanya harus bergerak bersama sama untuk memberikan rasa aman, untuk memberikan keselamatan kepada warga," jelas di akhir tayangan.
Mengutip dari , Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menyayangkan persoalan banjir justru menjadi komoditas politik yang digunakan oleh masing masing kubu untuk membela junjungannya atau menyerang lawan politik. "Para pendukung fanatik saya pikir perlu diedukasi bahwa kontestasi pilpres ini bukan pertarungan hidup dan mati. Sampai sekarang masih saling meremehkan, politik menjatuhkan," kata Pangi kepada Kompas.com, Kamis (2/1/2019). "Mengapa mereka enggak membangun politik bersatu melawan bencana, bukan nyinyir soal merendahkan dan meremehkan," tuturnya.
Salah satu janji yang kembali diunggah di media sosial yaitu terkait pernyataan Presiden Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, Jokowi menyatakan, banjir yang ada di Jakarta merupakan kiriman dari wilayah Puncak, Jawa Barat dan adanya persoalan di 13 sungai yang melintasi ibu kota dan menjadi wewenang pemerintah pusat. Selain itu, ada pula video pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berkampanye pada Pilkada DKI 2017 lalu.
Saat itu, Anies menyatakan, bahwa hujan yang turun dari langit harus dimasukkan ke dalam tanah, dan bukan dialirkan ke laut melalui gorong gorong raksasa karena melawan sunatullah. Pangi mengingatkan agar pendukung kedua belah pihak dapat sportif dan saling mendukung dalam upaya penanganan banjir yang terjadi. "Tidak elok menjadikan banjir sebagai komoditas politik. Ini saatnya untuk bersatu. Dan tradisi ini sudah dicontohkan Jokowi Prabowo, tapi mengapa masyarakat, pendukung, dan elite politik yang lain belum siap?" kata dia.
Menurut Pangi, banjir tidak semestinya dijadikan politik mengingat masyarakat benar benar sengsara akibat bencana ini. Apalagi, pembicaraan politik yang dilakukan itu tidak jauh dari ungkapan kebencian. "Kasihan saja melihat masyarakat yang susah menghadapi bencana banjir," ucap Pangi. "Justru antara pendukung masih belum bisa lepas dari politik kebencian sisa kontestasi elektoral pilpres dan pilkada. Politik saling menjatuhkan tidak baik, menjadi benalu bagi kedewasaan politik kita," ujar dia.