Penggerebekan pekerja seks komersial dengan memanfaatkan jaringan online yang melibatkan anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menjadi gaduh dan mendapat banyak sorotan dari publik. Sebelumnya Politikus Partai Gerindra ini mengikuti penggerebekan terhadap seorang pekerja seks komersial (PSK) pada 26 Januari lalu di sebuah hotel berbintang di Kota Padang, Sumatera Barat. Ada yang menyebut Andre sengaja menjebak para pelaku dan ada pihak mempertanyakan kewenangannya saat terlibat penggerebekan tersebut.

Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto menjelaskan posisi Andre saat kejadian tersebut sebagai masyarakat biasa yang memberikan infomasi kepada pihak berwenang. Ia menegaskan Andre sebagaimana masyarakat lainnya yang membantu tugas institusi kepolisian dalam mengungkap suatu kasus. "Pak Andre membantu tugas kepolisian, untuk mengungkap tindak pidana," imbuhnya.

Menurut Stefanus selama ini banyak tindak pidana berhasil diselesaikan berawal dari infomasi masyarakat. "Karena masyarakat kalau memberikan infomasi kepada kepolisian." "Ya memang banyak terungkap dari kasus kasus berkat bantuan dari laporan atau infomasi masyarakat," ujar Stefanus.

Stefanus melanjutkan, dari hasil penyidikan sementara nama Andre tidak dimasukan dalam penyusunan pemberkasan laporan. Baik sebagai pelapor maupun saksi atas penggerebekan kasus prostitusi online ini. Ini dikarenakan waktu kejadian telah ada petugas kepolisian bersama Andre.

"Itu bisa tidak dimasukan dalam berkas karena sudah ada polisi yang di sana melakukan tugasnya, sifatnya kan tertangkap tangan" "Sudah terwakilnya posisi Pak Andre oleh anggota kami," kata Stefanus. Ia menambahkan, namun tidak menutup kemungkinan Andre akan dimintai keterangan dalam proses hukum kasus ini ke depan.

"Iya bisa saja, hasil pengembangan dari penyidikan selanjutnya bagaimana". "Penyidik kalau memang diperlukan atau diminta oleh kejaksaan maupun di sidang bisa saja ya kan," tandas Stefanus. Dalam penggerebekan tersebut, Polda Sumbar mengamankan NV (27) yang merupakan PSK dan AF (24) selaku mucikari.

Keduanya juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Penggerebekanprostitusi onlineitu dilakukan pada Minggu (26/1/2020). Selain mengamankan NV dan AF, polisi juga menyita barang bukti berupa uang tunai Rp 750.000, satu buah alat kontrasepsi dan dua unit ponsel milik pelaku.

Stefanus membeberkan saat ini kasus tersebut dalam tahap proses pemberkasan. DiketahuiAF baru menggeluti bisnis prostitusi online selama dua pekan terakhir sebelum akhirnya ditangkap. "Untuk muci kari dia sampaikan sudah dapat 8 pelanggan. Nanti kalau adapengembangan kita sampaikan," tutupnya.

Politikus Partai GerindraAndre Rosiadeangkat bicara soal penggerebekanprostitusi onlinedi KotaPadang. Dalam kasus tersebut, tak hanya wartawan yang juga hadir untuk menyaksikan penggerebekan yang dilakukan oleh kepolisian, bahkanAndre Rosiadejuga ikut dalam penggerebekan tersebut. Andre yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat itupun angkat suara terkait adanya dirinya serta banyaknya wartawan yang turut menyaksikan penggerebekan itu.

Menurutnya, lokasi hotel tempat penggerebekan itu memang satu tempat dengan kegiatan penyampaian visi dan misi Calon Guberner di Sumatera Barat saat itu. Di acara tersebut, banyak wartawan yang sedang meliput kegiatan itu, sehingga tidak aneh jika kemudian banyak wartawan yang datang turut menyaksikan penggerebakan itu. "Kebetulan di hotel itu ada acara penyampaian visi dan misi calon gubernur sumatera barat di hotel yang sama, dan kemudian wartawan banyak meliput hal itu," ungkapAndre Rosiadesaat berbicara di Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Rabu (5/2/2020).

"Kebetulan hotelnya sama, kebetulan waktu polisi datang dan mereka mendengar, ya tentu ini hot news bagi wartawan, sehingga wartawan ikut kesana," ungkap Andre. Menurut Andre, pengungkapanprostitusi onlinediPadangitu merupakan tindak lanjut dari pelaporan dan keresahan dari masyarakat kepada dirinya. Dikutip Andre mengatakan dirinya sebagai anggota dewan hanya sebagai orang yang meneruskan laporan dari masyarakat kepada kepolisian.

Ia membantah jika dirinya dituduh melakukan penjebakan dengan memesan kamar tersebut. "Tidak benar saya melakukan penjebakan kepada PSK itu. Yang memesan adalah warga yang melaporkan adanya prostitusi online, kemudian polisi perlu bukti dan akhirnya warga itu memesan dan kemudian digerebek," jelas Andre.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *