Seorang penumpang MRT, Tami, menunjukkan suasana sepi di dalam MRT melalui akun Twitter pribadinya,@ttaammiii. "So happy that mrt is back to normal again and look at the space between each person! (Senang sekali MRT kembali beroperasi normal dan lihat jarak antar orang!)" tulisnya di Twitter, Selasa pagi.
Wanita yang bekerjadiSudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan itu menyebutkan ia berangkat dari Stasiun MRT Lebak Bulus pada sekitar pukul 07.20 WIB. Menurut Tami, hal ini berbeda dengan yang ia alami pada Senin (16/3/2020) kemarin. Tami menceritakan, Senin kemarin ia harus menunggu 1,5 hingga 2 jam untuk mendapatkan MRT.
"Dari Lebak Bulus juga, itu sampai1,5 atau2 jam gitu baru bisa naik MRT nya," ucapnya. Ia pun mengaku terlambat masuk kantor. "Iya (terlambat), saya masuk jam 08.00, sampai kantor jam 08.30 lewat," tuturnya.
Tami juga mengaku kecewa dengan kebijakan pembatasan transportasi umum sebelumnya yang ia nilai diputuskan tanpa pertimbangan yang matang. "Sedih sih dari awal, kayaknya pas mau mutusin kebijakannya untuk mengurangi transportasi umumnya kurang matang ya," kata Tami. "Dampaknya parah banget, kayak yang bisa dilihat kemarin di MRT dan Trans Jakarta.
Terutama MRT sih, sebagai salah satu transportasi umum yang benar benar bisa diandalin aja sampai bisaseperti kemarin gitu," tambahnya. Namun, Tami kini mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam mengevaluasi kebijakannya. "Tapi syukurnya ya, para pengambil keputusan cepat mencabut kebijakan untuk transportasi umum yang kemarin itu," tutur Tami.
"Kalau saya pribadi ya mengapresiasi sih dengan adanya pencabutan kebijakan kemarin," tegasnya. Menurut Tami, perubahan kebijakan sebelumnya memang diperlukan. Pasalnya, terkait arahan bekerja dari rumah atau work from home (WFH), Tami menuturkan tidak semua orang bisa melakukannya.
"Karena gak semua pekerjaan bisa WFH jadi pasti aja ada dong warga yang butuh naik transportasi umum," kata dia. Namun, Tami mengaku memiliki kekhawatiran menggunakan layanan transportasi umum di tengah wabah virus corona. Kendati demikian, ia tetap berusaha untuk menjaga diri.
"Khawatir sih pasti ya, cuman ya jaga diri sebisanya aja sih soalnya mau gimana juga kan emang mesti masuk," ujar Tami. Hal yang sama diungkap oleh seorang penumpang KRL, Siti (22), yang juga masih harus berangkat ke kantor pada Senin kemarin. "Aku kalau bisa gak naik kendaraan umum sih mau banget, tapi gak bisa," lanjutnya.
Menurut Siti, di transportasi umum, ia berusaha untuk tidak menyentuh sesuatu di sekitarnya. "Di kendaraan umum juga usaha banget buat gak pegang pegang yang lain, untuk tap kartu aja aku hati hati banget," ujarnya. "Setelahturun kereta langsung pakai hand sanitizer walaupun aku tahu itu gak terlalu ngaruh kan ya, terus sampai kantor aku langsung cuci tangan pakai sabun," sambungnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedanmengembalikan jam operasional Transjakarta, mass rapid transit (MRT) Jakarta, dan light rail transit (LRT) Jakarta seperti sedia kala mulai Selasa (17/3/2020) hari ini. Dilansir dari ,kebijakan tersebut menyusul arahan Presiden Joko Widodo untuk tetap menyediakan layanan transportasi umum di tengah wabah virus corona. "Sesuai arahan Bapak Presiden terkait penyelenggaraan kendaraan umum massal untuk masyarakat, maka kami kembali menyelenggarakan dengan frekuensi tinggi untuk penyelenggaraan kendaraan umum di Jakarta," ujar Anies, Senin.
Kendati demikian, Anies mengurangi jumlah penumpang di tiga moda transportasi umum itu sebagai langkah disiplin melaksanakan Social Distancing untuk pencegahan corona. "Kami akan laksanakan dengan social distancing secara disiplin. Artinya, akan ada pembatasan jumlah penumpang per bus dan per gerbong di setiap kendaraan umum yang beroperasi di bawah Pemprov DKI Jakarta," kata Anies.
Dengan adanya kebijakan tersebut, PT MRT Jakartapunmengembalikan jadwal normal MRT. Hal itu disampaikan melalui akun Twitter resminya pada Senin kemarin. Setelah adanya evaluasi kebijakan tersebut,penumpukan penumpang tidak lagi terjadi.
Dilansir dari siaran langsung TV One , Stasiun MRT Lebak Bulus tampak sepi pada Selasa pagi. Selain itu, suasana di dalam MRTjugaterlihat lebih sepi karena sedikitnya jumlah penumpang. Seperti yang diketahui, beberapa perusahaan telah menerapkan sistem work from home sebagaimana arahan pemerintah untuk mencegah penularan COVID 19.
Selain itu, untuk tetap menjalankan Social Distancing, PT MRT Jakarta pun memberi batasan jumlah penumpang per kereta. Setiap kereta, hanya dapat diisi dengan 60penumpang saja atau 360 orang per rangkaian.