Kegagalan Juventus meraih gelar Coppa Italia membuat Cristiano Ronaldo untuk pertama kalinya gagal juara dua kali beruntun dalam karirnya. Juventus secara tragis harus tumbang di tangan Napoli dalam partai final Coppa Italia, Kamis (18/6/2020). Lewat adu penalti, Juventus harus rela melihat pasukan Gennaro Gattuso lebih berhak mengangkat trofi Coppa Italia 2020.
Kegagalan Ronaldo membantu Juventus mendulang gelar juara tersebut bisa saja menjadi peluang baginya untuk hengkang. Dalam sebuah wawancara, mantan rekan setim dan rekan senegara Ronaldo yakni Luis Nani bahkan membocorkan hal penting terkait masa depan CR7. Dalam perbincangan tersebut, Nani tak segan menyebut Ronaldo berpeluang meninggalkan Juventus pada jendela transfer mendatang.
Menurut mantan pemain sayap Manchester United tersebut, Ronaldo akan lebih memilih pergi ke Amerika Serikat guna melanjutkan destinasi karir selanjutnya. "Beberapa tahun lalu, dia mengatakan kepada saya bahwa dia mungkin akan melanjutkan karir di Amerika," ujar Nani seperti dikutip dari . "Itu bukan 100 persen pasti tetapi hanya kemungkinan saja," lanjutnya.
Nani menyebut Ronaldo bisa saja membuat keputusan untuk merumput di MLS Amerika pada masa mendatang. Seandainya Ronaldo melanjutkan karir di MLS, Nani tak sungkan menganggap hal tersebut akan menjadi sebuah langkah yang baik dalam karirnya. Kehadiran Ronaldo secara tidak langsung akan membuat dorongan besar terhadap popularitas sepak bola Negeri Paman Sam.
"Jelas ada poin menarik di mana kita harus meningkatkan pamor sebagai liga dengan meningkatkan kualitas para pemainnya," ungkap Nani. "Di sini anda memiliki klub yang fantastis, terorganisir dengan baik serta kondisi fantastis, pelatih hebat, pemain hebat, anda akan melihat setiap musimnya akan membaik," tambahnya. Menarik untuk melihat masa depan dari Cristiano Ronaldo pada masa mendatang.
Pemain Real Madrid, Gareth Bale dikabarkan tertarik untuk melanjutkan destinasi karirnya ke Major League Soccer (MLS) di Amerika Serikat. Kontrak Gareth Bale bersama Real Madrid sendiri baru akan habis pada tahun 2022. Hanya saja, Gareth Bale diprediksi akan menjadi salah satu pemain yang masuk dalam daftar jual Los Blancos pada bura transfer mendatang.
Keretakan hubungan dengan Zinedine Zidane menjadi alasan Gareth Bale segera cabut dari Santiago Bernabeu. Dilansir , Gareth Bale mengungkapkan dirinya sangat tertarik untuk bisa merasakan atmosfer bermain di MLS. "Saya sangat menyukai liga tersebut," ungkap Gareth Bale dalam podcast ICC ketika ditanya pendapatnya tentang MLS.
Salah satu dasar alasan eks winger Tottenham Hotspur tersebut tertarik bermain di MLS karena segalanya sudah terlihat semakin membaik. Mulai dari pengelolaan klub, fasilitas tim, hingga stadion. "Saya pikir mereka sudah tumbuh selama bertahun tahun, seperti ketika kami datang dan menjalani pramusim, standarnya semakin ke arah lebih baik," lanjutnya.
"Klub semakin membaik, fasilitas membaik, dan stadion ikut membaik," jujur pemain Timnas Wales tersebut. Gareth Bale menyakini ada peluang bagus dibalik semakin membaiknya kualitas kompetisi MLS di Amerika Serikat. Seperti akan ada banyak pemain kelas dunia yang tertarik bermain di kompetisi tersebut, tak terkecuali dirinya sendiri.
"Saya pikir ini adalah liga yang sedang tumbuh dan akan terus membaik," ujarnya. "Saya juga berpikir akan lebih banyak pemain yang ingin datang ke Amerika sekarang dan bermain disana," tambah Gareth Bale. "Aku pun pasti juga akan merasa tertarik kesana," pungkasnya.
Gareth Bale sendiri merupakan pemain Real Madrid yang sejatinya cukup impresif penampilannya sejak kedatangannya ke Santiago Bernabeu. Semenjak berkostum Real Madrid sejak tahun 2013, Gareth Bale telah mencetak 105 gol di semua kompetisi. Pemain asal Wales tersebut juga telah membantu Los Blancos mendulang total 13 gelar, termasuk 4 Liga Champions.
Hanya saja, Gareth Bale kerap bersitegang dengan Zinedine Zidane selaku pelatih Real Madrid. Zidane tak segan sering membuat Gareth Bale berada pada bangku cadangan daripada masuk starting line up tim. Padahal, secara kualitas tentu Gareth Bale mampu menjadi pembeda dalam sebuah pertandingan.
Sebagaimana ketika ia mampu mencetak tiga gol dalam dua final Liga Champions tepatnya saat melawan Atletico Madrid (2014) dan Liverpool (2018). Tiga golnya tersebut akhirnya membuat Real Madrid merengkuh gelar juara Liga Champions dalam laga tersebut. Pada bursa transfer musim panas 2019, Bale sempat berada di pintu keluar El Real.
Kala itu, Gareth Bale hampir gabung dengan klub China, Jiangsu Suning. Hanya saja, transfer tersebut justru digagalkan oleh Florentino Ferez selaku Presiden Real Madrid. Perlakuan yang diterima Gareth Bale memang dirasa cukup tidak adil mengingat kontribusi besar yang telah ia berikan.
Jika dibandingkan dengan Zinedine Zidane sendiri saat masih bermain sebagai pemain, ternyata Gareth Bale jauh lebih baik. Zinedine Zidane hanya menorehkan 49 gol. 3 trofi, dan 1 gol sensasional ketika melawan Bayer Leverkusen. Ditambah, pria yang akrab disapa Zizou tersebut hanya memiliki 1 gol di final.
Luis Figo yang menjadi idola publik Santiago Bernabeu lainnya juga hanya mencetak 56 gol dengan raihan tujuh gelar. Ronaldo sendiri yang menjadi pemain terbaik dunia dua kali tercatat baru mengoleksi 104 gol dan 3 gelar bersama Real Madrid. Pada musim 2019/2020, Gareth Bale hanya mampu mencetak 3 gol dan 2 assist saja karena minimnya menit bermain yang diberikan Real Madrid.
Menarik untuk melihat bagaimana nasib Gareth Bale bersama Real Madrid ketika kontraknya akan habis pada tahun 2022.