Wacana kompetisi Liga12020 dilanjutkan tanpa degradasi memunculkan pendapat berbeda di internal AremaFC. Bila pihak manajemen AremaFC menilai kompetisi tanpa degradasi akan tetap sengit, pendapat berbeda disampaikan asisten pelatih AremaFC,Charis Yulianto. Asisten Pelatih Arema FC asal Blitar itu menilai kompetisi tanpa degradasi mengurangi semangat tim untuk bertanding.
Meski semua tim bakal berlomba untuk bisa menjadi juara dan runner up agar bisa mewakili Indonesia di AFC, namun tanpa degradasi ini membuat tim tim klasemen bawah akan tampil apa adanya dan terkesan tak mau 'ngoyo' karena tak ada ancaman degradasi. "Jujur sebenarnya kalau tidak ada degradasi saya tidak sepakat. Semangat kompetisinya tidak ada. Seluruh tim yang bermain dan berada di papan bawah menjelang kompetisi berakhir pastinya akan bermain apa adanya," kata Charis Yulianto pada SURYAMALANG.COM , Rabu (3/6/2020). Meski tak setuju namun mantan asisten pelatih Borneo FC itu menyambut baik wacana PSSI terkait hal ini dan rencana kembali bergulirnya kompetisi.
"Yang pasti saya menyambut baik keinginan Ketum PSSI soal kompetisi akan bergulir kembali. Tentunya harapan semua pelatih dan pemain seperti itu, entah nantinya sistemnya seperti apa ataupun tanpa degradasi. Kami sepenuhnya menyerahkan ke federasi dan operator liga," jelasnya. Hasil rapat virtual PSSI bersama perwakilan klub Liga 1 dan Liga 2, Selasa (2/6/2020) kemarin, melahirkan beberapa poin usulan. Selain mewacanakan kompetisi Liga12020 akan kembali digelar September mendatang, musim ini kompetisi tanpa adanya degradasi.
Soal wacana kompetisi tanpa adanya degradasi ini, Manajemen AremaFC mengaku sepakat dengan PSSI. Manajemen AremaFC menilai kebijakan tersebut apabila benar benar diputuskan, tidak akan mengurangi sengitnya persaingan. "Ini diakomodir oleh PSSI karena berbagai pertimbangan. Persaingan tetap akan ketat karena memperebutkan juara dan runner up yang akan tetap mewakili Indonesia di AFC. Jadi tetap ada persaingan," kata Ruddy Widodo General Manager AremaFC pada SURYAMALANG.COM , Rabu (3/6/2020).
Ruddy mengaku klub akan tidak setuju apabila kompetisi ini diganti dengan turnamen yang sempat diusulkan beberapa pihak. "Kami menolak kalau diganti turnamen karena tidak ada gregetnya. Ini tetap ada gregetnya karena mengejar juara untuk mewakili Indonesia di AFC," ujarnya. Tidak adanya degradasi juga sebagai antisipasi wabah corona yang hingga kini belum kunjung usai di Indonesia.
"Tidak ada degradasi juga sebagai antisipasi terkait kondisi wabah saat ini," jelasnya. Arema FC sempat menginginkan kompetisi dihentikan akibat Corona atau Covid 19. Namun belakangan, AremaFC menjadi satu dari enam klub yang ingin kompetisi Liga12020 dilanjutkan.
General Manager AremaFC, RuddyWidodo menjelaskan, keinginan AremaFC supaya Liga12020 dilanjutkan tak lepas dari perubahan pola pikir manajemen soal menyikapi wabah Corona yang hingga kini belum juga usai. Ruddy mengajak agar para stakeholder sepak bola Indonesia dapat mengubah pola pikir terkait kondisi ini. "Dengan segala hormat pada teman teman steakholder sepak bola, ayo kita mengubah mindset . Kami saja di Arema sudah mengubah mindset . Anggap saja Covid 19 ini tidak bisa hilang, seperti sakit flu, kanker, TBC dan penyakit lainnya. Semua juga harus membaca, mendengar dan melihat berbagai informasi di seluruh dunia dan dari segala pandangan. Agar mentelaahnya berbagai sumber, tidak hanya beberapa sumber. Makanya Arema berbalik arah," kata RuddyWidodo pasa Surya.co.id , Rabu (3/6/2020).
Tak hanya mengajak stakeholder mengubah pola pikir, Ruddy juga mengajak agar semua pihak tak menjadikan Corona ini sebagai momok, yang membuat segala sesuatu berhenti, sehingga merugikan banyak pihak. "Ya, kita harus bersahabat dengan Covid 19. Dibilang menyerah ya tidak, justru kami berusaha merangkul dia ibaratnya kowe ojo ganggu aku aku gak ganggu kowe (kamu jangan ganggu kami dan kami tak ganggu kamu), kan begitu. Menyerah itu justru yang duduk diam, menunggu Covid 19 ini hilang. Nah itu menurut saya menyerah. Covid ini tidak akan hilang dalam waktu dekat," jelasnya. "Kalau industri ini tidak jalan, banyak yang terdampak dan merugi. Kita harus memikirkan di luar kita. Bagaimana nasib banyak orang di dalam industri ini. Makanya Arema berpikir seperti itu. Apalagi program pemerintah juga begitu 'new normal', cocok wes ," tambah pria berkacamata itu.
Selain itu, menurutnya stakeholder sepak bola juga perlu ingat selain untuk memperjuangkan kompetisi demi klub, juga demi Timnas Indonesia yang bakal berlaga di World Cup 2021 U 20. "Tahun 2021 Indonesia itu tuan rumah World Cup U 20 dan ini juga menjadi arahan presiden bahwa tidak hanya sukses sebagai tuan rumah tapi juga sukses secara prestasi. Kalau menset sudah berubah itu lebih enak, tapi kami tidak memaksa. Kalau kita menunggu terus, bola tidak berlanjut sampai nunggu Corona hilang, bagaimana nasib semua orang yang bekerja di industri. Suka gak suka kultur harus diubah namun tetap lebih ketat menjaga kebersihan dan kesehatan," katanya. Berbeda dari Arema FC, tim lain asal Jawa Timur, Madura United tetap tak ingin kompetisi Liga 1 2020 dilanjutkan.
Melalui Dirut PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB), Ziaul Haq, ia mengatakan bahwa rasa kemanusiaan saat ini jauh lebih penting. Ia tidak memungkiri bahwa kesehatan dan keselamatan masyarakat Indonesia saat ini jauh lebih diprioritaskan. "Madura United belum bisa menanggapi sampai PSSI memberikan keputusan. Namun, yang jelas sampai detik ini Madura United tetap menolak lanjutan kompetisi 2020," kata Ziaul Haq, seperti yang dilansir dari laman
Pihak Madura United mengatakan bahwa alasan memilih menghentikan liga ialah alasan kemanusiaan. Ziaul pun menambahkan, jika nantinya PSSI dan PT Liga Indonesia Baru tetap menggelar dan melangsungkan kompetisi, pihak tim akan tetap mengikuti kebijakan tersebut. Namun hal yang perlu digarisbawahi, tim asal Pulau Madura tersebut tidak menginginkan untuk Liga 1 2020 dilanjutkan dengan alasan kemanusiaan.
"Kalau misalnya kompetisi dilanjutkan, pada hakikatnya, kami siap melanjutkan kompetisi dengan segala risiko yang nantinya ditanggung enteng oleh federasi," jelasnya menambahkan. Lebih lanjut, jika benar kompetisi Liga 1 2020 akan dilangsungkan, terdapat opsi untuk menggelar laga yang fokuskan di Pulau Jawa.