Pakar sosial dan politik (Sospol) dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr Drajat Tri Kartono MSi, menanggapi perbedaan Lebaran di tengah pandemi corona. Menurut Drajat, Lebaran di era Covid 19 menyebabkan kurang mendalamnya makna Lebaran dibanding biasanya. Drajat mengatakan, makna tersebut lebih mengarah ke domestikasi.
Istilah tersebut ia gunakan untuk mengubah kegiatan Lebaran yang biasanya bersifat publik, menjadi terlarang dilakukan secara publik. "Biasanya istilah domestikasi dipakai untuk penjinakkan dari hewan liar sehingga jadi hewan peliharaan dirumah." "Saya memakai itu untuk mengubah kegitan lebaran yang biasanya bersifat publik, biasanya itu arena aktualisasi diri sekarang ditarik menjadi tidak publik."
Drajat menilai, Lebaran kali ini tidak dirayakan ke luar, tetapi masuk ke dalam domestik atau di rumah masing masing. Oleh karena itu, Drajat menerangkan aktivitas lebaran menjadi lebih terbatas. "Ada sedikit pengurangan makna Lebaran tapi lebih ke arah domestikasi."
"Domestikasi ini yang mengendalikan perilaku lebaran yang bermacam macam." "Seperti berkunjung ke sana ke sini, berpakaian bagus untuk dilihat ke banyak orang untuk perayaan, lalu rekreasi dan belanja kemana mana," ujarnya. Drajat pun menyarankan agar masyarakat tetap bisa menjaga perayaan Lebaran dengan bertemu walaupun hanya secara virtual.
"Pandemi corona memang belum selesai dan pemerintah masih menjaga physical distancing." "Maka tentu saya menyarankan untuk menjaga perayaan dengan bertemu secara virtual," paparnya. Lebih lanjut, Drajat menuturkan, menjaga nilai agama dan menjaga kesehatan karena pandemi adalah dua hal yang dibenarkan di dalam agama.
"Jadi kita harus menerima tindakan rasionalnya, antara menjaga nilai agama dan kesehatan sama sama dibenarkan di agama." "Hanya kebiasaan menjadi berubah mendadak karena pandemi ini," jelasnya. Perbedaan perayaan Lebaran di tengah pandemi corona juga disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi mengatakan, perayaan Lebaran kali ini berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Pasalnya, kali ini warga dipaksa berlebaran dalam kondisi pandemi virus corona. Ia menuturkan, Lebaran tahun ini menuntut pengorbanan warga.
Sebab, warga dilarang mudik dan bersilaturahmi dengan keluarga di kampung halaman. "Karena menuntut pengorbanan kita semua untuk tidak mudik dan tidak dapat bersilaturahmi seperti biasanya," kata Jokowi. Meskipun merayakan Lebaran dalam kondisi berat, Jokowi meminta warga tetap memprioritaskan keselamatan.
Menurutnya, keselamatan diri dan keluarga jauh lebih penting ketimbang mudik ke kampung halaman. "Saya merasakan hal ini sangatlah berat, tapi keselamatan handai tolan dan sanak saudara tentu lebih penting dan harus menjadi prioritas kita semua," tutur Jokowi. Karena itu, Jokowi mengajak semua warga bersama sama melawan virus corona.